Cari Blog Ini
Kamis, 21 Juli 2011
Rabu, 16 Maret 2011
Minggu, 13 Februari 2011
Minggu, 06 Februari 2011
Sabtu, 05 Februari 2011
Fakta tentang Semut

Semut dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang terkadang terdiri dari ribuan semut per koloni. Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Satu koloni dapat menguasai dan memakai sebuah daerah luas untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni semu t kadangkala disebut superorganisme dikarenakan koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan.
Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural , dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole).
Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa terwujud). Tubuh semut, seperti serangga lainnya, memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya otot, berbeda dengan kerangka manusia dan hewan bertulang belakang.
Pada kepala semut terdapat banyak organ sensor. Semut, layaknya serangga lainnya, memiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Mereka juga punya tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan polarisasi. Kebanyakan semut umumnya memiliki penglihatan yang buruk, bahkan beberapa jenis dari mereka buta.
Kehidupan seekor semut dimulai dari sebuah telur. Jika telur telah dibuahi, semut yang ditetaskan betina (diploid ); jika tidak jantan (haploid). Semut are holometabolism , yaitu tumbuh melalui metamorfosa yang lengkap, melewati tahap larva dan pupa (dengan pupa yang exarate ) sebelum mereka menjadi dewasa. Tahap larva adalah tahap yang sangat rentan ,lebih jelasnya larva semut tidak memiliki kaki sama sekali dan tidak dapat menjaga diri sendiri.
Perbedaan antara ratu dan pekerja (dimana sama-sama betina),dan antara kasta pekerja jika ada, ditentukan pada saat pemberian makan saat masih menjadi larva. Makanan diberikan kepada larva dengan proses yang disebut trophallaxis dimana seekor semut regurgitates makanan yang sebelumnya disimpan dalam crop for communal storage .
Ini juga cara yang digunakan semut dewasa memdistribusikan makanan pada semut dewasa lainnya. Larva and pupa harus disimpan pada suhu yang cukup konstan untuk memastikan mereka tumbuh dengan baik, sehingga sering dipindahkan ke berbagai brood chambers dalam koloni.
Seekor semut pekerja yang baru memasuki masa dewasa menghabiskan beberapa hari pertama mereka untuk merawat ratu dan semut muda. Setelah itu meningkat menjadi menggali dan pekerjaan sarang lainnya, dan kemudian mencari makan dan mempertahankan sarang. Perubahan tugas ini bisa terjadi dengan mendadak dan disebut dengan kasta sementara .
Sebuah teory mengapa seperti itu karena mencari makan memiliki resiko kematian yang tinggi, sehingga semut hanya berpartisipasi jika mereka sudah cukup tua dan bagaimanapun juga lebih dekat pada kematian. Pada beberapa spesies semut terdapat kasta fisik pekerja bisa memiliki ukuran tubuh yang berbeda-beda, disebut pekerja minor , median , dan major .
Biasanya semut yang lebih besar memiliki kepala yang tidak proporsional besarnya, dan correspondingly rahang yang lebih kuat. Semut seperti ini seringkali disebut semut "tentara" karena rahang mereka yang kuat membuat mereka lebih efektif ketika digunakan untuk bertarung dengan makhluk lainnya, namun mereka masih tetap seekor semut perkerja dan tugas mereka tidak banyak berbeda dengan pekerja minor atau median . Pada beberapa spesies semut tidak memiliki pekerja median , membuat pemisahan tegas dan perbedaan fisik yang jelas antara pekerja minor dan major .
Kita Harus Punya Sasaran yang Berani Mulai Tahun Ini
Judul ini adalah ungkapan Presiden pada saat membuka Rapat Kerja tentang Pelaksanaan Program Pembangunan Tahun 2011 di Jakarta. Ungkapan ini sehubungan dengan permintaan Presiden agar cadangan beras ditingkatkan sehingga dua kali lipat dari perkiraan cadangan 2011 sekitar 5 juta ton, dalam jangka menengah.
Sudah tentu hal ini didasarkan atas evalusi kondisi pangan nasional Indonesia sepanjang tahun 2010 dalam kesulitan, meski produksi padi sepanjang 2010 mengalami kenaikan. Kesulitan kondisi ini akibat cuaca yang ekstrem, sehingga kualitas gabah petani menurun mengakibatkan Perum Bulog mengalami kesulitan membeli dan menjaga stok.
Tahun 2011 ini Bulog menargetkan pengadaan beras di gudang Bulog sebesar 3,5 juta ton. Target ini termasuk “sasaran yang berani” mengingat tahun 2010 dari target pembelian beras sebanyak 3,2 juta ton yang mampu diserap hanya 1,9 juta ton. Sehingga untuk menjaga stok ini, terpaksa dilakukan impor beras.
Tahun 2011 ini Kementerian Pertanian menargetkan produksi beras sebesar 68,8 juta ton. Target ini lebih tinggi 5 persen dibanding realisasi tahun 2010 sebesar 65,98 juta ton.
Target inipun termasuk “sasaran yang berani”, karena produksi padi tahun 2010 sebesar 65,98 juta ton hanya meningkat 2,46 % dari produksi tahun 2009. Bahkan belum mencapai target sebesar 66,68 juta ton. Bahkan dalam rancangan rencana strategis Kementan pertumbuhan padi selama 2010-2014 hanya 3,22 %.
Untuk mencapai “sasaran yang berani” ini sudah tentu tidak bisa diraih kalau bekerja seperti biasa-biasa saja. Artinya perlu dicarikan terobosan, sehingga ada langkah luar biasa.
Untuk mencapai “sasaran yang berani” ini, yaitu terbentuknya cadangan beras 3,5 juta ton dan kenaikan produksi padi 5 persen, pemerintah memberikan pedoman kerja dengan dua Inpres. Inpres pertama untuk Kementerian Pertanian yang diberi fleksibilitas untuk menyalurkan benih dan pupuk bersubsidi dalam kondisi cuaca ekstrem sehingga diharapkan Kementan dapat lebih cepat bereaksi ketika menghadapi gangguan produksi yang ditimbulkan hama dan cuaca.
(Untuk berlangganan Tabloid SINAR TANI. SMS ke : 081584414991) = EDISI 3389
Sudah tentu hal ini didasarkan atas evalusi kondisi pangan nasional Indonesia sepanjang tahun 2010 dalam kesulitan, meski produksi padi sepanjang 2010 mengalami kenaikan. Kesulitan kondisi ini akibat cuaca yang ekstrem, sehingga kualitas gabah petani menurun mengakibatkan Perum Bulog mengalami kesulitan membeli dan menjaga stok.
Tahun 2011 ini Bulog menargetkan pengadaan beras di gudang Bulog sebesar 3,5 juta ton. Target ini termasuk “sasaran yang berani” mengingat tahun 2010 dari target pembelian beras sebanyak 3,2 juta ton yang mampu diserap hanya 1,9 juta ton. Sehingga untuk menjaga stok ini, terpaksa dilakukan impor beras.
Tahun 2011 ini Kementerian Pertanian menargetkan produksi beras sebesar 68,8 juta ton. Target ini lebih tinggi 5 persen dibanding realisasi tahun 2010 sebesar 65,98 juta ton.
Target inipun termasuk “sasaran yang berani”, karena produksi padi tahun 2010 sebesar 65,98 juta ton hanya meningkat 2,46 % dari produksi tahun 2009. Bahkan belum mencapai target sebesar 66,68 juta ton. Bahkan dalam rancangan rencana strategis Kementan pertumbuhan padi selama 2010-2014 hanya 3,22 %.
Untuk mencapai “sasaran yang berani” ini sudah tentu tidak bisa diraih kalau bekerja seperti biasa-biasa saja. Artinya perlu dicarikan terobosan, sehingga ada langkah luar biasa.
Untuk mencapai “sasaran yang berani” ini, yaitu terbentuknya cadangan beras 3,5 juta ton dan kenaikan produksi padi 5 persen, pemerintah memberikan pedoman kerja dengan dua Inpres. Inpres pertama untuk Kementerian Pertanian yang diberi fleksibilitas untuk menyalurkan benih dan pupuk bersubsidi dalam kondisi cuaca ekstrem sehingga diharapkan Kementan dapat lebih cepat bereaksi ketika menghadapi gangguan produksi yang ditimbulkan hama dan cuaca.
(Untuk berlangganan Tabloid SINAR TANI. SMS ke : 081584414991) = EDISI 3389
Mendorong Pengembangan Industri Pengolahan Pertanian
Editorial
Mendorong Pengembangan Industri Pengolahan Pertanian
Kementerian Pertanian telah menetapkan strategi pembangunan pertanian ke depan adalah pengembangan agroindustri yang mengolah komoditas pertanian primer menjadi produk olahan baik produk antara (intermediate product) maupun produk akhir (finish product). Termasuk di dalamnya adalah industri pengolahan makanan dan minuman, industri biofarmaka, industri bio energi, industri pengolahan hasil ikutan (by product).Untuk merealisasikan strategi ini direncanakan perlu ditingkatkan koordinasi dengan sektor terkait baik di pusat maupun di daerah untuk membangun sebanyak mungkin industri pengolahan pertanian terutama di pedesaan sesuai dengan sumberdaya lokal dengan standar dan kualitas pasar internasional.
Sebagai tindak lanjut dari strategi ini secara proaktif Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi telah mendatangi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan telah dicapai kesepakatan bahwa investasi pertanian diarahkan pada peningkatan nilai tambah, yakni bidang agroindustri.
Menurut identifikasi Wamentan beberapa sektor pertanian yang potensial antara lain gula produk dari singkong dan industri berbahan baku kakao.
Wilayah pengembangan agroindustri pertanian diantaranya Propinsi Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, Papua, Sulawesi Barat dan Kalimantan Selatan.
Diharapkan industri pengolahan ini akan dikembangkan investor skala menengah yakni dengan modal antara Rp. 100-200 milyar.
Ternyata “kata berjawab, gayung bersambut” BKPM-pun menyambut usaha ini dengan meminta Kementerian Pertanian untuk memberikan masukan tentang proyek-proyek potensial itu untuk kemudian mereka akan memasukkan dalam materi promosi investasi.
Tinggal sekarang adalah “program aksi”. Bagaimana supaya daerah-daerah yang potensial itu mengadakan kajian-kajian mengenai prospek komoditi dan kemudahan-kemudahan yang dijanjikan daerah untuk dikembangkan di masa datang. Artinya kesepakatan di tingkat pusat ini, harus juga ditindak lanjuti di tingkat daerah.
Jangan lupa juga untuk secara simultan menggarap aspek yang sering menjadi masalah adalah jaminan pemasaran produk dan harga serta kualitas yang mempunyai daya saing. Oleh karena itu perlu membentuk jaringan informasi pasar dan menyebarkan ke seluruh daerah.
Peluang sudah mulai terbuka, jangan terlambat mengadakan eksekusi.
Langganan:
Postingan (Atom)